Memilih Teman
Telah dibuktikan bahwasanya sebagian besar warna jiwa kita dibentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu, kesadaran untuk memilih lingkungan yang sehat adalah sikap yang sangat bijaksana. Sebagai ilustrasi, renungkanlah kisah yang dialami oleh kulit kambing berikut ini.
Ada dua helai kulit kambing. Yang satu ’berteman’ dengan Al-Qur’an dan satunya lagi ’berteman’ dengan kayu. Kulit kambing yang berteman dengan Al-Qur’an maksudnya adalah ia menjadi pembungkus Al-Qur’an, mengalami nasib yang ama baik. Ia tidak mungkin diinjak – injak orang ataupun ditempatkan pada tempat yang kotor, bahkan banyak orang suka menciumnya sebelum mengeluarkan kitab Al-Qur’an yang di bungkusnya itu.
Adapun yang dialami oleh kulit kambingyang berteman dengan kayu, tampaknya tidak akan pernah ada yang semalang nasibnya. Setiap hari, sedikitnya lima kali ia dipukul orang dengan sekuat tenaga. Rupanya ia dijadikan bedug!
Pesan yang akan disampaikan dari ilustrasi tersebut adalah, kita harus pandai – pandai memilih teman. Janganlah penjahat atau ahli fitnah dijadikan sahabat bahkan teman serumah. Tapi jadikanlah ulama prioritas utama untuk menjadi teman kita. Bukankah bila kita berdekatan dengan asap maka otomatis kita juga aka berbau asap juga kan?
Bila tidak memungkinkan bagi kita untuk menghindar dari lingkungan yang buruk, maka pandai – pandailah kita membentengi diri. Contohlah ikan laut, ia tidak akan menjadi asin walau hidup dilingkungan yang asin selama hayat dikandung badan.
BAHAN RENUNGAN KALBU
Penghantar Mencapai Pencarahan Jiwa
Ir. Permadi Alibasyah